[Potentials for a circular economy of mineral construction materials and demolition waste in urban areas - Hafidzh Maulana Ikhsan - 41624010024]
Identifikasi Sumber
Judul: Potentials for a circular economy of mineral construction materials and demolition waste in urban areas: a case study from Vienna
Penulis: J. Lederer, A. Gassner, F. Kleemann, J. Fellner
Tahun: 2020
Sumber: Resources, Conservation & Recycling, Vol. 161, Article 104942
Ringkasan Eksekutif
Studi ini mengevaluasi potensi transisi menuju ekonomi sirkular untuk bahan konstruksi mineral dan limbah konstruksi & pembongkaran (C&DW) di tingkat kota dengan studi kasus kota Wina. Tujuan utamanya adalah mengkuantifikasi sejauh mana penerapan hierarki sampah (reduce, re-use, recycle) dapat mengurangi konsumsi bahan mentah primer dan impor mineral konstruksi. Metodologi yang digunakan adalah material flow analysis (MFA) berbasis data inventaris lokal (tahun acuan) dan skenario penerapan langkah-langkah circular. Temuan utama menunjukkan bahwa dengan menerapkan hierarki sampah pada C&DW, konsumsi tahunan bahan konstruksi Wina dapat turun dari sekitar 4.5 juta ton menjadi sekitar 3 juta ton (≈32% pengurangan). Studi juga memetakan potensi substitusi bahan primer oleh material sekunder dan mengaitkannya dengan target kebijakan kota
Analisis Prinsip Circular Economy
- Rethink: Studi mendorong perubahan perencanaan kota dan desain bangunan (desain untuk dekontruksi) sehingga material lebih mudah diambil kembali — pendekatan ini diusulkan tetapi implementasinya masih bersifat skenario dan kebijakan. (tingkat penerapan: potensial / kebijakan).
- Reduce: Kuantifikasi MFA menunjukkan pengurangan kebutuhan bahan primer hingga ~32% lewat pencegahan limbah dan efisiensi material di tahap konstruksi; implementasi reduce dinilai efektif jika dikombinasikan regulasi dan insentif. (tingkat penerapan: terukur/potensial tinggi).
- Reuse: Studi menilai penggunaan kembali elemen bangunan (mis. blok, batu bata) sebagai jalur signifikan untuk substitusi primer, namun hambatan logistik dan kualitas membatasi skala saat ini. (tingkat penerapan: terbatas oleh infrastruktur & pasar).
- Recycle: Daur ulang material mineral (mis. beton, batu) dapat mensuplai material sekunder besar namun kualitas dan standar teknis menuntut pengolahan lebih lanjut. (tingkat penerapan: praktis tetapi butuh teknologi/standar).
- Recover: Pemulihan energi tidak menjadi fokus utama karena sifat mineral; recovery lebih relevan untuk fraksi organik/polimer dan kurang aplikatif di konteks mineral. (tingkat penerapan: rendah/relevansi terbatas).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar