Selasa, 21 Oktober 2025

Tugas Mandiri - 04 Critical Review Implementasi Circular Economy

 [Potentials for a circular economy of mineral construction materials and demolition waste in urban areas - Hafidzh Maulana Ikhsan - 41624010024]

Identifikasi Sumber 

Judul: Potentials for a circular economy of mineral construction materials and demolition waste in urban areas: a case study from Vienna

Penulis: J. Lederer, A. Gassner, F. Kleemann, J. Fellner

Tahun: 2020

Sumber: Resources, Conservation & Recycling, Vol. 161, Article 104942

Ringkasan Eksekutif

Studi ini mengevaluasi potensi transisi menuju ekonomi sirkular untuk bahan konstruksi mineral dan limbah konstruksi & pembongkaran (C&DW) di tingkat kota dengan studi kasus kota Wina. Tujuan utamanya adalah mengkuantifikasi sejauh mana penerapan hierarki sampah (reduce, re-use, recycle) dapat mengurangi konsumsi bahan mentah primer dan impor mineral konstruksi. Metodologi yang digunakan adalah material flow analysis (MFA) berbasis data inventaris lokal (tahun acuan) dan skenario penerapan langkah-langkah circular. Temuan utama menunjukkan bahwa dengan menerapkan hierarki sampah pada C&DW, konsumsi tahunan bahan konstruksi Wina dapat turun dari sekitar 4.5 juta ton menjadi sekitar 3 juta ton (≈32% pengurangan). Studi juga memetakan potensi substitusi bahan primer oleh material sekunder dan mengaitkannya dengan target kebijakan kota

Analisis Prinsip Circular Economy

  • Rethink: Studi mendorong perubahan perencanaan kota dan desain bangunan (desain untuk dekontruksi) sehingga material lebih mudah diambil kembali — pendekatan ini diusulkan tetapi implementasinya masih bersifat skenario dan kebijakan. (tingkat penerapan: potensial / kebijakan).  
  • Reduce: Kuantifikasi MFA menunjukkan pengurangan kebutuhan bahan primer hingga ~32% lewat pencegahan limbah dan efisiensi material di tahap konstruksi; implementasi reduce dinilai efektif jika dikombinasikan regulasi dan insentif. (tingkat penerapan: terukur/potensial tinggi).  
  • Reuse: Studi menilai penggunaan kembali elemen bangunan (mis. blok, batu bata) sebagai jalur signifikan untuk substitusi primer, namun hambatan logistik dan kualitas membatasi skala saat ini. (tingkat penerapan: terbatas oleh infrastruktur & pasar).  
  • Recycle: Daur ulang material mineral (mis. beton, batu) dapat mensuplai material sekunder besar namun kualitas dan standar teknis menuntut pengolahan lebih lanjut. (tingkat penerapan: praktis tetapi butuh teknologi/standar).  
  • Recover: Pemulihan energi tidak menjadi fokus utama karena sifat mineral; recovery lebih relevan untuk fraksi organik/polimer dan kurang aplikatif di konteks mineral. (tingkat penerapan: rendah/relevansi terbatas).
Evaluasi Kritis

Kelebihan: Analisis kuantitatif kuat (MFA) memberikan angka konkret untuk potensi pengurangan bahan primer berguna untuk perumusan kebijakan kota dan target sirkularitas. Kelemahan: studi lebih bersifat skenario dan berasumsi ketersediaan pasar/material sekunder; keterbatasan pada aspek ekonomi biaya-manfaat praktis, sosial, dan detail implementasi operasional (mis. rantai pasok, standar kualitas). Hambatan utama yang diidentifikasi adalah: (1) kebutuhan infrastruktur pemrosesan material sekunder; (2) hambatan regulasi dan standar teknis; (3) pasar material sekunder yang belum mapan. Relevansi untuk Indonesia: konteks perkotaan Indonesia (kepadatan bangunan, informalitas pasar limbah) menunjukkan potensi tinggi untuk reduce & recycle, namun membutuhkan kebijakan perkotaan, sistem audit pra-pembongkaran, dan investasi fasilitas pengolahan.

Kesimpulan & Rekomendasi

Pelajaran: pendekatan MFA memberikan bukti kuantitatif bahwa CE pada C&DW mampu memangkas permintaan bahan primer secara signifikan (~32% dalam studi Wina). Rekomendasi praktis: (1) lakukan audit material pra-demolition dan mandatory material passports; (2) kembangkan fasilitas pengolahan material sekunder & standar mutu; (3) insentif ekonomi (subsidy/green procurement) untuk mendorong pasar material sekunder; (4) adaptasi kebijakan kota yang mengintegrasikan target sirkular (mis. target 2030/2050). Untuk tugas akademik  artikel ini cocok sebagai sumber karena kredibel (peer-review), mutakhir (2020), dan berbasis implementasi nyata dengan data kuantitatif.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar