Kamis, 20 November 2025

Tugas Terstruktur 05 - Life Cycle Thingking & Analisis Dampak Lingkungan Produksi Konsumsi

 Life Cycle Thingking & Analisis Dampak Lingkungan Produksi Konsumsi

Produk yang dipilih adalah botol minum plastik PET sekali pakai, karena merupakan salah satu produk yang paling sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari dan memiliki dampak lingkungan yang signifikan. Botol PET relevan untuk dianalisis menggunakan pendekatan Life Cycle Thinking (LCT) karena setiap tahap hidupnya dari bahan baku hingga limbah berkontribusi pada jejak karbon, penggunaan sumber daya, dan pencemaran lingkungan.

Dalam analisis ini, batas sistem mencakup lima tahap utama: ekstraksi bahan baku, produksi, distribusi, konsumsi, dan pengelolaan limbah. Sistem ini sudah memasukkan penggunaan energi pada proses produksi, transportasi dari pabrik ke konsumen, serta skenario akhir masa pakai (daur ulang, landfill, dan insinerasi). Namun, aspek seperti pembangunan infrastruktur pabrik, pembuatan mesin produksi, dan perilaku penggunaan ulang yang sulit diprediksi tidak dimasukkan.

Pada tahap ekstraksi, minyak bumi diolah menjadi resin PET. Proses ini menghasilkan emisi CO₂ yang tinggi dan memerlukan konsumsi air besar, serta memiliki risiko pencemaran lingkungan. Tahap produksi membutuhkan energi untuk pelelehan resin, pembentukan botol, hingga pengisian dan pengepakan. Emisi pada tahap ini cukup besar karena penggunaan energi panas dan listrik.

Tahap distribusi memberikan dampak melalui konsumsi bahan bakar kendaraan yang mengangkut produk ke pasar. Semakin jauh jarak distribusi, semakin besar kontribusi emisinya. Pada tahap konsumsi, dampak langsung relatif kecil, tetapi pola penggunaan sekali pakai meningkatkan jumlah limbah plastik yang harus dikelola.

Tahap terakhir, pengelolaan limbah, menghasilkan dampak paling terlihat. Meskipun PET dapat didaur ulang, tingkat daur ulang masih rendah sehingga sebagian besar berakhir di landfill atau lingkungan terbuka.

Melalui pendekatan LCT, peluang perbaikan dapat dilakukan melalui pengurangan material, penggunaan rPET (PET daur ulang), desain botol yang lebih mudah didaur ulang, serta peningkatan edukasi konsumen untuk mengurangi penggunaan sekali pakai.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar