Rabu, 24 Desember 2025

Tugas Terstruktur 10 - Analisis Kasus Implementasi Produksi Berkelanjutan

 A. Profil Perusahaan dan Latar Belakang

Nama Perusahaan: Nestlé

Sektor Industri: Manufaktur barang konsumsi cepat saji (Fast Moving Consumer Goods/FMCG)

Produk Utama: Produk makanan dan minuman (misalnya Milo, Nescafé, Dancow, KitKat).

Nestlé merupakan perusahaan multinasional yang beroperasi di lebih dari 180 negara dan memiliki kehadiran kuat di Indonesia melalui PT Nestlé Indonesia. Perusahaan ini dikenal aktif dalam menerapkan prinsip Produksi Berkelanjutan melalui strategi Creating Shared Value (CSV) yang menekankan keseimbangan antara pertumbuhan bisnis, perlindungan lingkungan, dan kesejahteraan sosial.

Adapun faktor utama yang mendorong Nestlé mengadopsi Produksi Berkelanjutan antara lain:

1. Meningkatnya tuntutan konsumen terhadap produk yang bertanggung jawab secara lingkungan,

2. Kebutuhan menjaga keberlanjutan bahan baku jangka panjang,

3. Kepatuhan terhadap standar dan regulasi lingkungan global,

4. Upaya memperkuat reputasi merek dan kepercayaan konsumen.


B. Strategi Keberlanjutan yang Digunakan

1. Efisiensi Energi dan Penggunaan Sumber Daya Terbarukan

Nestlé menerapkan berbagai inisiatif efisiensi energi di fasilitas produksinya, termasuk pengurangan konsumsi energi dan air per unit produk. Beberapa pabrik juga mulai memanfaatkan energi terbarukan serta teknologi ramah lingkungan untuk menekan emisi.

Kaitan dengan SCP:

Strategi ini mendukung Sustainable Production dengan meminimalkan dampak lingkungan selama proses manufaktur.

2. Penerapan Prinsip Ekonomi Sirkular

Nestlé mengadopsi pendekatan ekonomi sirkular melalui:

Pengurangan penggunaan plastik baru,

Inovasi kemasan yang mudah didaur ulang,

Edukasi konsumen terkait pengelolaan limbah kemasan.


Kaitan dengan SCP:

Pendekatan ini mendorong Sustainable Consumption dengan melibatkan konsumen dalam siklus hidup produk dan pengurangan limbah pascakonsumsi.

C. Indikator Keberlanjutan (Triple Bottom Line)

1. Aspek Lingkungan (Planet)

Penurunan emisi gas rumah kaca melalui efisiensi energi.

Pengurangan penggunaan air melalui sistem daur ulang dan pengelolaan air yang lebih baik.

Target pengurangan limbah produksi yang berakhir di tempat pembuangan akhir.

2. Aspek Ekonomi (Profit)

Efisiensi biaya operasional dari penggunaan energi dan sumber daya yang lebih hemat.

Peningkatan daya saing produk melalui citra merek yang berkelanjutan.

Stabilitas pasokan bahan baku melalui praktik pertanian berkelanjutan.

3. Aspek Sosial (People)

Penerapan standar keselamatan dan kesehatan kerja bagi karyawan.

Program pelatihan dan pengembangan kompetensi sumber daya manusia.

Kemitraan dengan petani dan pemasok lokal untuk meningkatkan kesejahteraan rantai pasok.


D. Dampak dan Evaluasi Hasil

Dampak Positif

Penerapan Produksi Berkelanjutan oleh Nestlé memberikan berbagai dampak positif, antara lain:

Penurunan dampak lingkungan dari aktivitas produksi,

Peningkatan kesejahteraan pekerja dan mitra usaha,

Meningkatnya kesadaran konsumen terhadap konsumsi yang bertanggung jawab.

Tantangan

Beberapa tantangan yang dihadapi perusahaan meliputi:

Besarnya investasi awal untuk teknologi dan inovasi ramah lingkungan,

Perlunya perubahan perilaku konsumen dalam pengelolaan limbah kemasan.

Evaluasi (Kesimpulan Mahasiswa)

Menurut penulis, strategi Produksi Berkelanjutan yang diterapkan Nestlé tergolong efektif karena mengintegrasikan aspek lingkungan, ekonomi, dan sosial secara terpadu. Meskipun demikian, keberhasilan jangka panjang tetap memerlukan komitmen berkelanjutan serta kolaborasi antara perusahaan, pemerintah, dan masyarakat sebagai konsumen.

Daftar Pustaka 

1. Nestlé. Sustainability & Creating Shared Value Report.

2. Nestlé Official Website.

3. World Business Council for Sustainable Development (WBCSD).

Tidak ada komentar:

Posting Komentar